DAYA MANUSIA
a. Akal dan Inteligensi
Inteligensi
merupakan kemampuan manusia yang bersifat potensial. Oleh karena itu,
pemikiran yang aktif merupakan kekuatan yang bersifat fungsional.
Kemampuan manusia berpikir mempunyai fungsi untuk mengingat kembali apa
yang telah di ketahui sebagai tugas dasarnya, kemudian membentuk konsep –
konsep untuk memecahkan masalah – masalah sebagai tugas pokok dan
akhirnya membentuk tingkah laku yang nyata dalam usaha mencapai tujuan
nya.
Inteligensi seseorang berbeda dengan orang lain. Ada 3 faktor yang menyebabkan perbedaan itu. Pertama faktor keturunan ( hereditas ), yaitu pembawaan seseorang dari lahir yang kekuatannya di
pengaruhi oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itu, ada anggapan bahwa
seorang anak yang orang tuanya cerdas pada umumnya juga cerdas walaupun
tidak tertutup kemungkinan adanya suatu penyimpangan. Faktor kematangan, yaitu saat kemampuan seseorang menerima masalah – masalah yang di pikirkan. Ketiga, faktor motivasi atau dorongan , yaitu yang banyak di jumpai dalam kehidupan.
Inteligensi dapat di bedakan atas dua macam, yaitu inteligensi yang praktis dan inteligensi teoritis. Inteligensi praktis erat hubungan nya dengan pekerjaan sehingga merupakan kegiatan keterampilan atau yang bersifat teknis. Sedangan inteligensi teoritis lebih
banyak di kaitkan dengan masalah – masalah yang menggunakan pola
berpikir atau hal – hal yang sifatnya abstrak dan menurut logika yang
cermat dan tepat.
Masalah yang berkaitan dengan berpikir adalah intuisi,
yaitu pandangan batiniah yang serta merta menembus suatu peristiwa atau
kebenaran tanpa penalaran pikiran sehingga mirip dengan ilham.
b. Perasaan dan Emosi
Perasaan
dan emosi merupakan dua bagian integral dari keseluruhan aspek psikis
seseorang. Perasaan merupakan warna atau suasana psikis seseorang yang
mengiringi atau menyertai suatu kegiatan dalam situasi khusus, serta
berhubungan dengan adanya kesan setelah kegiatan berlangsung. Dari suatu
kegiatan lahirlah macam – macam perasaan, seperti gembira, sedih,
benci, dan sebagainya.
Pada umumnya, perasaan dibedakan atas dua tingkatan, yaitu rendah dan luhur, Perasaan rendah sangat erat kaitannya dengan hal – hal yang sifatnya fisik dan biologis yang dapat di bedakan atas empat jenis:
perasaan naluri, penginderaan, tanggapan, dan vital. Perasaan naluri
berhubungan dengan dorongan dasar individu, seperti lapar sehingga ingin
makan dsb. Perasaan penginderaan tibul, antara lain karena adanya suara
keras sehingga menutup telinga dan adanya sinar
yang silau sekali sehingga menutup mata. Perasaan tanggapan timbul atas
suatu peristiwa, sedangkan perasaan vital timbul karena keadaan.
Sedangkan
perasaan luhur sangat erat kaitannya dengan hal – hal yang sifatnya
kerohanian yang memberi ciri – ciri manusiawi. Perasaan luhur dapat
dibedakan atas enam jenis ;
1. Perasaan estetis ( keindahan ) dimiliki oleh manusia sebagai homo esteticus, seperti manusia mampu membedakan keindahan warna, bukan hanya hitam dan putih saja.
2. Perasaan intelek dimiliki oleh manusia sebagai homo sapiens sehingga
melahirkan ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan taraf hidup nya,
manusia merasa kurang puas apabila yang di ingini belum di perolehnya
3. Perasaan diri yang pada umumnya diukur dengan diri orang lain sehingga timbul perasaan kuraang percaya diri ( minderwaardigheids complex atau inferieur ) dan perasaan lebih percaya diri ( meerwaardigheids complex atau superieur, “gede rasa” ).
4. Perasaan sosial yang dimiliki oleh manusia sebagai homo socius timbul karena seseorang dapat merasakan apa yang di rasakan oleh orang lain sehingga ia memperoleh simpati.
5. Perasaan etis atau susila yang berkaitan dengan nilai baik dan buruk dalam masyarakat telah di tentukan norma – normanya.
6. Perasaan ketuhanan merupakan hasil penghayatan manusia sebagai homo religius
karena manusia sadar bahwa dirinya kecil sebagai mikro-kosmos
dibandingkan dengan kekuatan alam atau Tuhan sebagai makro-kosmos.
Yang
erat kaitannya dengan perasaan adalah emosi sebagai wujud perasaan yang
kuat. Perasaan hanya menyangkut kerohanian, sedangkan emosi
mempengaruhi rohani dan jasmani.
c. Kemauan ( Konasi )
Menurut
Dra.Kartini Kartono dalam buku nya Psikologi Umum kemauan adalah
dorongan kehendak yang terarah pada tujuan – tujuan hidup tertentu yang di kendalikan oleh pertimbangan akal budi.
Proses terjadinya kemauan dapat dibedakan menjadi tiga fase.
Pertama, momen dorongan merupakan fase yang mengandung motif
pendorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Kedua momen pilihan
merupakan fase seseorang sebagai homo sapiens atau homo economicus dalam
berpikir untuk memilih mana yang akan dilakukannya dengan
mempertimbangkan untung dan ruginya. Ketiga, momen keputusan merupakan
fase yang dijadikan arah yang akan di tempuh oleh seseorang.
Kemauan dalam kaitannya dengan Ilmu Budaya Dasar akan melahirkan Keindahan.
d. Fantasi
Menurut Drs. Agus Sujanto, yang di maksud dengan fantasi adalah suatu daya jiwa untuk menciptakan sesuatu yag baru.
Dalam
fantasi ini terpadu unsur pemikiran dan perasaan yang ada pada manusia
yang memungkinkan manusia menciptakan kreasi baru yang dapat di nikmati.
Ada
dua pendapat berbeda yang menggarisbawahi fantasi ini, yaitu pendapat
lama dan pendapat baru. Pendapat lama mengatakan bahwa fantasi mempunyai
sifat yang pasif merupakan fantasi yang tidak di pimpin oleh akal atau
kemauan manusia. Sedangkan pendapat baru mengatakan bahwa fantasi
mempunyai sifat aktif, di sadari dan di pimpin oleh akal atau kemauan
manusia sehingga bersifat positif.
Menurut jenisnya, fantasi ada tiga macam, yaitu ;
1. Fantasi mencipta
Ialah fantasi yang benar – benar dapat menghasilkan sesuatu yang baru.
2. Fantasi terpimpin
Ialah
fantasi yang timbul karena adanya perangsang dari luar, misalnya
seorang penulis novel jika ingin di katakan berhasil harus dapat membawa
pembacanya ke fantasi yang di inginkannya.
3. Fantasi melaksanakan
Ialah merupakan perpaduan antara fantasi mencipta dan fantasi terpimpin.
Berdasarkan
pernyataan – pernyataan di atas, dapat di simpulkan bahwa fantasi ini
penting dan memiliki kegunaan dalam kehidupan manusia, antara lain
dengan kemampuan berfantasi manusia dapat menciptakan sesuatu yang baru.
e. Perilaku
Ke
empat daya yang dimiliki oleh manusia yaitu, akal, perasaan dan emosi,
kemauan da fantasi merupakan hal – hal yang menentukan perilaku
seseorang. Secara umum perbedaan antara manusia yang satu dan yang lain
di tentukan oleh dua faktor, yaitu pembawaan dan lingkungan.
Faktor pertama adalah pembawaan atau keturunan ( hereditas ) yang terbentuk pada waktu terjadi pembuahan ( fertilization). Pembawaan yang terjadi mempunyai sifat yang abadi dan menentukan pribadi anak keturunannya. Faktor kedua adalah lingkungan ( environment ) yang merupakan alam kedua ( secondary nature ) dalam masa setelah kelahiran ( post-natal ) yang ikut membentuk karakter seseorang, bahkan memodifikasi temperamennya sehingga membentuk suatu pribadi tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli, perilaku manusia dapat di bedakan secara lebih khusus, di antara nya sebagai berikut :
1). Struktur Jiwa
Menurut
Sigmund Freud, struktur jiwa terdiri atas ( 1 ) lapisan kesadaran yang
mengandung hasil – hasil pengamatan seseorang pada dunia sekitarnya, ( 2
) lapisan bawah sadar yang berisi hal – hal yang di lupakan dan ( 3 )
lapisan ketidaksadaran yang berisi kompleks – kompleks terdesak.
2) Kepribadian
Menurut
William Stern, perilaku manusia memiliki dua sifat. Pertama reaksi –
reaksi karena adanya faktor luar yang menjadi perangsang. Kedua aksi
spontan sebagai faktor dari dalam dan faktor itulah yang bekerja
terhadap perangsang.
3) Eksistensialisme
Menurut
Rollo May, setiap individu mempunyai kesadaran sebagai pusat diri yang
subjektif, artinya mempertahankan atau memperkuat dirinya sebagai pusat (
center ). Sifat subjektif demikian akan cenderung mendorong pemilik
sifat menjadi orang yang mau benar sendiri atau berkuasa.
4.TIPOLOGI MANUSIA
Tipologi ( typology ) adalah pengetahuan yang mencoba menggolong – golongkan manusia atas dasar kepribadian.
Seorang
pemikir yunani kuno dan murid Hypocrates ( ahli kedokteran ) yang
bernama Claudius Galenus ( 129-200 ) mengadakan tipologi berdasarkan
temperemen, yaitu atas dasar cairan – cairan yang terdapat dalam tubuh.
Claudius menyebut ada empat tipe manusia,yaitu ;
1. Tipe Sanguinikus
Orang – orang yang bertipe ini merupakan oarang – orang yang memiliki darah ( sangai ) yang banyak dalam tubuhnya. Perasaan dasar ( stemming dasar ) orang demikian adalah riang dan optimis. Hal - hal positif pada mereka antara lain adalah percaya kepada diri
sendiri, tidak takut menghadapi masa depan,mudah menyesuaikan diri,
gerak dan bicaranya banyak, dan mudah mengambil prakarsa.
Sedangkan
yang negatif, antara lain sifatnya mendatar, perasaannya tidak stabil,
kurang konsekuen, hidupnya kurang teratur, dan reaksinya tidak
dipikirkan dalam – dalam. Yang cocok sebagai pertnernya adalah tipe
flegmatis.
2. Tipe Melankholikus
Orang yang mempunyai tipe ini memiliki banyak empedu hitam ( melankhole
) dalam tubuhnya. Perasaan dasarnya adalah sedih sehingga keadaanya
kebalikan dari tipe sanguinikus. Segi negatifnya adalah mereka selalu
ketakutan, perasaannya selalu mudah tersentuh, sulit menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, dan sikapnya kurang bergairah. Segi positifnya
adalah berhati – hati dalam tindakannya, konsekuen, mudah menepati
janji, dan stabil jiwanya.
3. Tipe Kholerikus
Orang yang bertipe ini dalam tubuhnya banyak terdapat empedu kuning ( kholert ), dengan perasaan dasarnya selalu merasa kurang puas. Segi negatifnya
jauh lebih banyak di bandingkan dengan positifnya, antara lain selalu
gelisah, lekas eksplosif, mudah emosional, mau menang sendiri,
objektivitasnya kurang, kurang punya reserve atas perasaan sendiri,
kurang rasional, dan mudah tersinggung. Segi positifnya perasaannya
hebat dan kuat, kesukaran diatasi dengan energi yang berlebihan dan
banyak prakarsa dalam usahanya.
4. Tipe Flegmatikus
Orang yang mempunyai tipe ini dalam tubuhnya terdapat banyak lendir ( flegma
) dengan perasaan dasarnya tenang, netral, dan tidak ada warna
perasaanya yang jelas. Segi positifnya, antara lain tidak banyak
ketegangan perasaan, mudah merasa memiliki harapan – harapan yang hebat,
tidak emosional, tidak mudah terharu, tidak mudah panik, bersikap
tertib dan teratur, dan mudah mengampuni. Segi negatifnya, perasaannya
tidak begitu kuat (peka), dingin hati, penyesuaian terhadap lingkungan
selalu terlambat, peranannya reaktif atau pasif, menjemukan, dan
bersikap agak konservatif.
Dalam
praktiknya, susah mencari tipe yang seratus persen tepat untuk
seseorang karena pada umumnya manusia memiliki tipe campuran. Namun dari
tipenya yang dominan, seseorang dapat di bedakan dari orang lain.
Pembagian
tipe yang sudah lebih mengarah kepada kejiwaan di kemukakan oleh
Heymans dari Belanda dan Spranger dari Jerman. Gerardus Heymans (
1857-1930 ) seorang ahli psikologi bangsa Belanda mengadakan tipologi
berdasarkan aspek kejiwaan. Ia menemukan adanya tiga macam tipe, yaitu emosional, sekunder, dan aktif. Orang yang emosional mempunyai
sifat lekas memihak, fantasinya kuat, tulisan dan bicaranya agak aneh,
kurang mencintai kebenaran, mudah marah, mudah mencintai, dan senang
sensasional. Orang yang berfungsi sekunder memiliki
sifat betah di rumah, taat pada adat dan agama, setia dalam
persahabatan, besar rasa terima kasihnya, sukar menyesuaikan diri, mudah
terkacau, tetapi selalu konsekuen. Sedangkan orang yang aktif mempunyai sifat suka bekerja, mudah bertindak, memiliki hobi banyak, dan mudah mengatasi kesulitan.
Heymans membagi manusia atas delapan tipe ( berdasarkan skema dalam kubus ), yaitu ;
1. Tipe Nerveus
Tipe nerveus ( selalu gugup ) merupakan lawan
dari tipe flegmatikus. Ia dikuasai keadaan sesaat yang meluap – luap,
perasaannya mudah tersinggung, suka bicara keras – keras, haus akan
emosi, kurang peka terhadap objektivitas, kurang setia, kurang dapat
menguasai dirinya, dan perasaan harga dirinya tinggi. Tokohnya antara
lain Edward Douwes Dekker, Choppin, Edgar Allan Poe.
2. Tipe Sentimental
Terlalu
perasa, rapuh hati, merupakan lawan dari tipe sanguinikus. Ia sangat
perasa, pemalu, tertutup, berat dalam memandang persoalan ( zuvarwichtig ),
mudah berduka hati, lama berhati rusuh, suka menyendiri, selalu ragu –
ragu, sangat terpengauh oleh pengalaman – pengalaman yang lalu, mudah
menyerah, serius, gemar akan soal – soal agama, dan secara istimewa
dapat di percaya mengenai keuangan. Tokohnya Penyair Amir Hamzah.
3. Tipe Kholerikus
Kholeris artinya mudah marah, merupakan lawan dari apathikus. Sifat tipe ini terdapat dalam uraian pendapat Galenus. Tokohnya Goethe dan George Sand.
4. Tipe sanguinikus
Merupakan lawan tipe amorf, flegmatikus, ataupun gepassioneerd. Lihat tentang tipe ini dalam uraian menurut Galenus. Tokoh nya Voltaire.
5. Tipe Flegmatikus
Merupakan lawan dari tipe nerveus. Lihat uraian yang di kemukakan oleh Galenus. Tokoh tipe ini adalah Drs. Moh. Hatta
6. Tipe Apathikus
a artinya tidak atau tanpa, pathos atau pathe artinya perasaan. Merupakan lawan dari tipe kholerikus.
Ciri – cirinya adalah, aktivitasnya lamban, menyukai cara yang mudah,
suka berpikir panjang, cenderung tidak suka berbuat sesuatu,
sosiobilitasnya lemah, sukar berdamai, suka menarik diri, acuh tak acuh
terhadap pendapat orang lain, tidak filantropis, kaku, berpegang mati –
matian kepada suatu kesenangannya, bersikap tertutup, suka menyendiri,
dan menjemukan. Tokohnya, Raja Louis XIV dari prancis dan Tsar Nicholaas
II dari Rusia.
7. Tipe Amorf
Tipe amorf ( a artinya tidak, morphe artinya bentuk ) merupakan lawan dari tipe gepassioneerd.
Ciri – cirinya antara lain aktivitasnya rendah, suka menunda – nunda,
sifatnya datar, ceroboh, tidak idealis, perasaan terikatnya lemah, rasa
kebersamaan nya terhadap orang lain kurang ( kurang feeling atau belonging
), sosiobilitasnya rendah, kurang belas kasihan, tidak jujur, egoistis,
selalu berubah menurut situasi, mudah terpengaruh, suka sombong,
ingatannya kurang baik, dan tidak teliti. Tokohnya Raja Louis XV dari
Prancis.
8. Tipe Gepassioneerd
Tipe gepassioneerd ( passie atau passio artinya derita atau hawa nafsu ) merupakan lawan tipe amorf.
Ciri – cirinya adalah selalu sibuk dan rajin, jangkauannya jauh ke
depan, hidup sangat teratur, penuh cita – cita besar, perasaan
keterikatannya sangat kuat, lama terpengaruh oleh ransangan dari luar,
terikat pada pengalaman lama, amat religius, sosibilitasnya tinggi, suka
bicara yang mengasyikan, penuh belas kasihan dan harmonis, idenya
besar, akurat, jujur, dan baik hati. Tokoh nya antara lain Ir. Sukarno
dari Indonesia, Napoleoan Bonaparte dari Perancis, Michel Angelo dari
Italia.
Jika Heymans membagi manusia berdasarkan aspek kejiwaan, lain hal nya dengan Eduard Spranger
yang membagi manusia atas dasar nilai – nilai hidup. Ia membedakan
manusia atas enam buah tipe, yaitu manusia ekonomi, politik, sosial,
pengetahuan, seni dan agama. Manusia ekonomi adalah orang yang suka bekerja, selalu memperhitungkan untung rugi, suka mengumpulkan harta, dan bersifat kikir. Manusia politik adalah
orang yang memiliki sifat – sifat suka berkuasa, tdak ingin kaya, suka
mengatur, malahan menguasai orang lain, dan gemar memaksakan kehendaknya
kepada orang lain. Manusia sosial adalah orang yang
memiliki sifat suka berkorban, tanggap terhadap apa – apa yang terjadi
dalam masyarakat, suka bergaul dan menolong sesama manusia, dan tidak
kikir atau egoistis. Manusia pengetahuan adalah orang
yang memiliki sifat suka membaca, belajar, berpikir, serba ingin tahu
segala sesuatu, dan bersedia menerima pengetahuan dari orang lain
walaupun melalui kritik. Manusia seni adalah bersifat
suka menikmati dan menciptakan sesuatu yang indah, hidupnya sederhana,
suka bergaul, kadang – kadang nyentrik. Sedangkan Manusia agama adalah
orang yang memiliki sifat kurang mementingkan masalah dunia, tidak
ingin kaya, dan dapat memberikan banyak waktunya untuk pemujaan maupun
pengabdian kepada Tuhan.